Kisah Kesabaran Nabi Ayub AS Bagian 1

Kisah Kesabaran Nabi Ayub AS 1. Nabi Ayub AS adalah sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Sehingga Nabi Ayub menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan Allah s.w.t telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QS.Shad: 44).

Kisah tentang Cobaan Nabi Ayub dan kesabarannya para malaikat di bumi berbicara sesama mereka tentang manusia dan sejauh mana ibadah mereka. Salah seorang di antara mereka berkata: "Tidak ada dimuka bumi ini seorang yang lebih baik dari pada Nabi Ayub. Beliau adalah orang mukmin yang paling sukses, orang mukmin yang paling agung keimanannya, yang paling banyak beribadah kepada Allah s.w.t dan bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya dan selalu berdakwah di jalan-Nya." iblis mendengarkan apa yang dikatakan lalu ia merasa terganggu dengan hal itu. Kemudian ia pergi menuju ke Nabi Ayub dalam rangka berusaha menggodanya tetapi Nabi Ayub adalah seorang Nabi di mana hatinya dipenuhi dengan ketulusan dan cinta kepada Allah s.w.t sehingga iblis tidak mungkin mendapatkan jalan untuk mengganggunya.

Kisah Kesabaran Nabi Ayub AS Bagian 1

Ketika iblis berputus asa untuk mengganggu Nabi Ayub, ia berkata kepada Allah s.w.t: "Ya Rabbi, hamba-Mu Ayub sedang menyembah-Mu dan menyucikan-Mu namun, ia menyembah-Mu bukan karena cinta, tapi ia menyembah-Mu karena kepentingan-kepentingan tertentu. Ia menyembah-Mu sebagai balasan kepada-Mu karena Engkau telah memberinya harta dan anak dan Engkau telah memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau kurniakan padanya adalah rahsia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya akan binasa dan hancur. Oleh karena itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa takut. Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah yang murni karena cinta."

Riwayat tersebut mengatakan bahwa Allah s.w.t berkata kepada iblis: "Sesungguhnya Ayub adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayub menjadi teladan dalam keimanan dan kesabaran. Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam hartanya. Lakukan apa saja yang engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari apa yang engkau lakukan.".

Akhirnya, iblis pergi dan mendatangi tempat Nabi Ayub dan berbagai tanaman dan kenikmatan yang dimilikinya. Kemudian iblis itu menghancurkan semuanya. Keadaan Nabi Ayub pun berubah dari puncak kekayaan ke puncak kefakiran. Kemudian iblis menunggu apa tindakan Nabi Ayub. Nabi Ayub berkata: "Oh musibah dari Allah s.w.t. Aku harus mengembalikan kepada-Nya amanat yang ada di sisi kami di mana Dia saat ini mengambilnya. Allah s.w.t telah memberi kami nikmat selama beberapa masa. Maka segala puji bagi Allah s.w.t atas segala nikmat yang diberikannya, dan Dia mengambil dari kami pada hari ini nikmat-nikmat itu. Bagi-Nya pujian sebagai Pemberi dan Pengambil. Aku dalam keadaan Ridho dengan keputusan Allah s.w.t. Dia-lah yang mendatangkan manfaat dan mudarat. Dia-lah yang Ridho dan Dialah yang murka. Dia adalah Penguasa. Dia memberikan kerajaan kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan mencabut kerajaan dari siapa yang dikehendaki-Nya; Dia memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa yang dikehendaki- Nya." Kemudian Nabi Ayub sujud dan Iblis tampak tercengang melihat pemandangan tersebut.

Lalu iblis kembali kepada Allah s.w.t dan berkata: "Ya Allah, jika Ayub tidak menerima nikmat kecuali dengan mengatakan pujian, dan tidak mendapatkan musibah kecuali mendapatkan kesabaran maka hal itu sebagai bentuk usahanya karena ia mendapatkan anak. Ia mengharapkan dengan melalui mereka kekayaannya meningkat dan melalui mereka ia dapat menjalani kehidupan yang lebih mudah." Riwayat mengatakan bahwa Allah s.w.t mempersilahkan iblis untuk berbuat apa saja kepada anak-anak Ayub. Kemudian iblis menggoncangkan rumah dimana anak-anak Nabi Ayub Tinggal sehingga mereka semua terbunuh. Dalam keadaan demikian, Nabi Ayub berdialog kepada Tuhannya dan menyeru: "Allah memberi dan Allah mengambil. Maka bagi-Nya pujian saat Dia memberi dan mengambil, saat Dia murka dan Ridho, saat Dia mendatangkan manfaat dan mudarat. Kemudian Ayub pun sujud dan iblis lagi-lagi tampak tercengang dan merasa malu.".

Iblis kembali menemui Allah s.w.t dan mengatakan bahwa Ayub dapat bersabar karena badannya sehat. Seandainya Engkau memberi kekuasaan kepadaku, ya Rabbi, untuk mengganggu badannya niscaya dia akan berhenti dari kesabarannya. Riwayat mengatakan bahwa Allah s.w.t menginzinkan iblis untuk mengganggu tubuh Ayub. Dikatakan bahwa iblis memukul tubuh Nabi Ayub dari kepalanya sampai kakinya sehingga Nabi Ayub sakit kulit di mana tubuhnya membusuk dan mengeluarkan nanah, bahkan keluarganya dan sahabat-sahabatnya meninggalkannya kecuali isterinya. Namun lagi-lagi Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah s.w.t. Beliau memuji-Nya setiap hari dan ia tetap memuji Allah s.w.t saat mendapatkan ujian sakit. Dalam dua keadaan itu, Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah s.w.t.

Melihat pemandangan itu, amarah iblis semakin meningkat namun ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Di sini iblis mengumpulkan para penasihatnya dari pakar-pakar dan ia menceritakan tentang kisah Ayub dan meminta mereka mengeluarkan pendapat setelah ia menyampaikan rasa putus asanya saat menggodanya atau mencoba menghilangkan sifat sabarnya dan syukurnya.

Salah seorang iblis berkata: "Sungguh engkau telah mengeluarkan Adam bapak manusia dari syurga, lalu dari mana engkau mendatanginya? Oh, yang engkau maksud adalah Hawa?" Terbukalah di hadapan Iblis suatu ide yang baru. Lalu ia pergi ke isteri Ayub dan memenuhi hatinya dengan rasa putus asa sehingga ia pergi ke Ayub dan berkata padanya: "Sampai kapan Allah s.w.t menyiksamu? Di mana harta, keluarga, teman dan kaum kerabat? Di mana masa jayamu dan kemuliaanmu dahulu?"

Mendengar perkataan isterinya itu, Nabi Ayub menjawab: "Sungguh engkau telah dikuasai oleh iblis. Mengapa engkau menangisi kemuliaan yang telah berlalu dan anak yang telah mati?" Perempuan itu berkata: "Mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah agar Dia menghilangkan cobaan darimu dan menyembuhkanmu serta menghilangkan kesedihannmu?" Nabi Ayub berkata: "Berapa lama kita merasakan kebahagiaan?" Isterinya menjawab: "Delapan tahun." Ayub berkata: "Berapa lama kita mendapat penderitaan?" Isterinya menjawab: "Tujuh tahun." Ayub berkata: "Aku malu jika aku meminta agar Allah s.w.t melepaskan penderitaanku ketika aku melihat masa kebahagiaanku. Sungguh imanmu tampak melemah dan keputusan Allah s.w.t membuat hatimu menjadi sempit. Seandainya aku sembuh dan kembali kepada kekuatanku, niscaya aku akan memukulmu dengan seratus kali pukulan dari tongkat. Sejak hari ini, aku tidak memakan dari makananmu dan dari minumanmu atau memerintahkanmu untuk melakukan suatu urusan. Maka pergilah kau dariku."

Bersambung Kisah Kesabaran Nabi Ayub Bagian 2

Sumber :
25 Kisah Para Nabi www.bestweh.org

Post a Comment for "Kisah Kesabaran Nabi Ayub AS Bagian 1"