Contoh Akhlak Yang Mulia

Akhlak Yang Mulia. Islam mengajarkan kepada manusia untuk selalu menerapkan Akhlak Yang Mulia dalam kehidupannya yang antara lain dengan Bertutur Kata Yang Baik, Mengucapkan Dan Menjawab Salam, memiliki Sifat Malu, Memiliki sikap Pemurah, pemaaf, dan tawadhu’ serta Bersikap Lemah Lembut berikut adalah penjelasan tentang Akhlak Yang Mulia.

Contoh Akhlak Yang Mulia

Menjaga Lisan dan Bertutur Kata Yang Baik.
Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk bertutur kata yang baik sebagaimana dalam firman-Nya: yang artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang baik.” (Al Ahzab: 70).

Bila kamu belum bisa berkata yang baik, maka diamlah. Demikianlah petunjuk Rasulullah SAW kepada kita dalam sebuah sabdanya: yang artinya
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau diamlah.” (HR. Al Bukhari, Muslim, dari shahabat Abu Hurairah ).

Allah SWT juga memerintahkan kepada kita untuk menjauhi perkataan kotor sebagaimana firman-Nya: Yang Artinya :
“Dan jauhilah perkataan kotor.” (Al Hajj: 30).

Berkata kotor merupakan dosa besar, seseorang dimasukkan ke dalam An Naar kebanyakan karena lisannya (yakni digunakan untuk berkata kotor). Allah SWT pun membenci orang yang berbuat keji dan juga orang yang berkata keji. Di antara sifat seorang mu’min yang baik adalah tidak suka mencela, melaknat, berbuat keji, dan berkata keji. Setiap apa yang kamu ucapkan, di sana ada Malaikat yang Allah SWT perintahkan untuk mencatat setiap apa yang kamu ucapkan tersebut.

Baca Juga

Allah SWT akan membalas setiap ucapan hamba-Nya di akhirat kelak. Barangsiapa yang bertutur kata dengan baik, akan dibalas dengan kebaikan pula. Barangsiapa yang mengatakan perkataan jelek, akan dibalas dengan kejelekan pula.

Salah satu sifat seorang muslim yang baik adalah dia bisa menjaga lisannya dari ucapan-ucapan buruk yang bisa menyakiti dan mengganggu orang lain sebagaimana dalam hadits berikut:
Dari shahabat Abu Musa Al Asy‘ari, ia berkata: “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW : “Wahai Rasulullah, siapakah orang Islam yang paling utama?” Rasulullah SAW menjawab: “Seorang muslim yang kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (Muttafaqun ‘Alaihi).

Tidakkah kamu bercita-cita menjadi seorang muslim yang paling utama? Tentunya kamu menginginkannya bukan? Maka dari itu jagalah lisanmu dari ucapan-ucapan buruk karena orang yang bisa menjaga lisannya akan dijamin untuk masuk Al Jannah. Rasulullah SAW pernah bersabda (artinya): “Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah orang yang banyak bicara, suka mengobrol, dan bermulut besar.” Jagalah lisanmu, semoga Allah SWT memasukkan kita semuanya ke dalam Jannah-Nya.

Baca Juga

Mengucapkan Dan Menjawab Salam
Seorang muslim dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara. Maka sudah sepantasnya untuk saling mencintai satu dengan yang lainnya, karena Allah SWT menjadikan diantara syarat sempurnanya iman seseorang adalah dengan mencintai saudaranya sesama muslim. Di antara sebab agar kita saling mencintai adalah dengan mengucapkan salam ketika bertemu. Sebagaimana dalam hadits:
Dari shahabat Abu Hurairah ia berkata: “ Rasulullah  SAW bersabda (artinya): “Kalian tidak akan masuk jannah sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku beritahukan sesuatu yang jika kalian melakukannya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim).

Maka sebagai penuntut ilmu sudah sepatutnya bagimu untuk bersemangat dalam menyebarkan salam, baik kepada orang yang kamu kenal ataupun yang tidak kamu kenal, baik di rumah ataupun di jalan.
Di antara ucapan salam yang diajarkan Rasulullah SAW : Assalamualaikum WR.WB
Dan kamu bisa menjawabnya dengan mengucapkan : Waalaikum Salam WR. WB.

Memiliki Sikap Malu
Seorang muslim yang mempunyai sifat malu akan berusaha menjaga dirinya dari hal-hal yang bisa menjatuhkan muru’ah (harga dirinya), seperti menjauhi kemaksiatan atau perbuatan yang bisa mendatangkan celaan dari orang lain. Rasulullah SAW telah mengabarkan bahwa malu itu merupakan bagian dari keimanan, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
Dari shahabat 'Abdullah bin 'Umar, ia berkata: Bersabda Rasulullah  SAW : “Malu itu termasuk bagian dari iman.” (Muttafaqun ‘Alaihi).

Sifat malu seorang hamba terhadap Allah SWT menjadikan dia selalu berhati-hati dalam beramal sehingga tidak sampai terjatuh ke dalam perbuatan maksiat. Sifat malu terhadap manusia akan menjaga seseorang dari perbuatan-perbuatan rendah yang tidak selayaknya dilakukan. Misalnya seorang thalibul ‘ilmi akan selalu berusaha berakhlak sebagaimana akhlaknya thalibul ‘ilmi. Dia akan merasa malu bila orang di sekitarnya melihat dirinya melakukan perbuatan yang tidak baik, seperti banyak bermain atau memakai pakaian yang kotor dan berbau. Tapi bukan merupakan malu yang terpuji jika kamu malu untuk melakukan kebaikan. Bahkan itu sifat malu yang tercela yang harus dihindari.

Memiliki Sikap Pemurah, pemaaf, dan tawadhu’
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diperintahkan untuk berta’awun (tolong-menolong) agar terjalin rasa kasih sayang terhadap sesama muslim, sehingga ketika melihat saudara kita kekurangan, kita harus segera membantunya, misalnya dengan memberikan shodaqoh dan sebagainya. Janganlah kamu khawatir hartamu akan berkurang dengan bershadaqah, bahkan sebaliknya Allah SWT akan menambahkan barakah pada hartamu. Jadilah kamu seorang muslim yang pemaaf, hilangkanlah darimu sifat dendam, dan janganlah segan untuk memulai meminta maaf ketika kamu beselisih dengan temanmu. Hiasilah hidupmu dengan sifat tawadhu’ (rendah hati) terhadap Allah SWT dan kaum muslimin, karena hal itu akan menjadikan dirimu mulia di hadapan Allah SWT dan kaum muslimin. Rasulullah SAW telah mengabarkan semua itu sebagaimana disebutkan di dalam hadits:
Dari shahabat Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Shadaqah itu tidak akan mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambahkan sifat pemaaf kepada seorang hamba kecuali Allah akan memuliakannya. Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu’ karena Allah, kecuali akan Allah angkat derajatnya.” (HR. Muslim).

Baca Juga

Memiliki Sikap Ar Rifq (lemah lembut)
Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Indah dan mencintai keindahan 15 , dan Allah SWT telah menjadikan sifat Ar rifq (lemah lembut) sebagai perhiasan bagi kaum muslimin, yang dengan kelembutan tersebut menjadi sebab munculnya rasa kasih sayang dan saling mencintai. Tetapi ketika sifat rifq ini hilang, maka akan muncul kejelekan-kejelekan berupa timbulnya permusuhan. Rasulullah SAW mengabarkan sifat rifq sebagaimana disebutkan dalam hadits:
Dari shahabiyah Aisyah dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda: “Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidaklah berada pada sesuatu kecuali dia akan membuatnya indah dan tidaklah sifat lemah lembut itu hilang dari sesuatu kecuali akan tampak buruklah sesuatu tersebut.“ (HR. Muslim).

Di antara perbuatan yang termasuk perbuatan rifq adalah lemah lembut ketika berbicara, tidak mengeraskan suara melebihi kebutuhan, sopan, menyayangi dan menghormati orang lain.

Post a Comment for "Contoh Akhlak Yang Mulia"